Langsung ke konten utama

Pengalaman Pesan Tiket Bus Lewat Traveloka

Berawal dari keinginan berangkat mudik lebaran ke Bali tapi bingung mau naik kendaraan apa yang murah, akhirnya saya download-lah aplikasi traveloka sesuai saran seorang sahabat. Tadinya saya berniat naik kereta api Sri Tanjung dari Solo ke Bayuwangi lanjut jalan ke pelabuhan, naik kapal, jalan lagi ke terminal Gilimanuk, terus naik bus sampai Denpasar deh, tapi unfortunately tiket kereta yang harganya murah meriah pake banget udah sold out di tanggal saya inginkan, yaitu tanggal 9 Juni 2018, begitupun dengan tanggal-tanggal sesudahnya, tinggal nyisa 4 kursi aja buat keberangkatan tanggal 14, ya kali berangkat tanggal 14 padahal lebaran tanggal 15,so sad :(

Tiba-tiba terbitlah ide saya untuk coba-coba liat tiket bus Solo-Bali lewat traveloka, dan ........SURPRISE!!! Saya nemu tiket bus dengan harga 225.000 rupiah aja, padahal di hari normal harga tiket di agen langganan udah 250.000 rupiah, itu hari biasa ya, kalau menjelang lebaran atau setelah lebaran bisa melesat jauh di atas itu. Oh iya, for your information, jadi ketika kita mau pesen tiket lewat traveloka kita juga bisa liat bentuk bisnya kayak apa, and how lucky i am, bus yang lagi promo itu keren banget, model yang tempat duduk penumpangnya di atas sopirnya di bawah itu loh, apa sih namanya, au ahh, yang penting busnya keren, lebih keren daripada bus-bus yang harga tiketnya terbang tinggi di angkasa #halaah, cuma emang saya agak ragu sih, beneran apa enggak nih tiket harga segitu busnya bagus amat......



Saya sudah memantapkan untuk memilih dia, iyaa dia si tiket bus yang lagi promo wkwkwk. Tapi masalah selanjutnya pun terbit, saya bingung nanti nyetak tiketnya gimana atau ditunjukin ke siapa karena harus berangkat dari terminal, secara ya, setau saya di terminal nggak ada tempat buat nyetak tiket elektronik, dan saya pun buta sama sekali tentang keadaan terminal, nanti naiknya di mana, busnya yang mana, dan berbagai macam pertanyaan berkecamuk dalam kalbu #eaaa. Kemudian saya mencoba cari-cari di mbah google siapa tau ada yang pernah nulis masalah ini, but i didn't find anything huhuhu. Tapi kemauan untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan dapat tiket murah mengalahkan kebingungan saya. Pikir saya, ah nanti gampanglah nanya-nanya orang terminal, maklumin dah calon emak-emak hihihi.

Modal nekat, saya langsung pesan dua tiket untuk saya dan adik kemudian menuju alfamart untuk bayar 2 tiket dengan total 449.000 rupiah, jadi di traveloka itu kalau pesan tiket akan ada kode voucher khusus untuk potongan harga, kebetulan saya waktu dapat potongan harga sekitar 1000 rupiah. Setelah proses pembayaran selesai mbak kasir memberi saya struk bukti pembayaran dan bonus 2 bungkus choco crunch. Saya pun sebagai pengguna baru traveloka semakin heran, banyak amat yak bonusnya wkwkwkwk nggak nyesel saya download traveloka.

Akhirnya D Day pun tiba. Akibat kemacetan yang luar biasa menjelang mudik saya dan adik memutuskan berangkat dari rumah menuju terminal jam setengah satu meski jadwal keberangkatan busnya jam setengah tiga (lalu lintas normal dari rumah-terminal hanya memakan waktu 20 menit). Tapi lagi-lagi saya dan adik beruntung karena ada angkot lewat yang meencarikan jalan tikus demi menghindari kemacetan, finally kami sampai di terminal sekitar jam 13.15 WIB huufft bakalan nunggu lama nih. Belum sempat saya berpikir mau tanya ke siapa ternyata begitu masuk terminal sudah ada banyak bapak-bapak nyamperin saya nawarin bus mereka, karena saya sudah pesan tiket ya saya jawablah, saya sudah pesan tiket bus Sedya Mulya ke Bali, kemudian ada seorang bapak yang berteriak "Sedya Mulya". Dan berkat teriakan itu seorang agen mendatangi saya dan bertanya, "pesan lewat traveloka 2 orang?", langsung saya jawab "iya, Pak". Oohh thanks God akhirnya saya menemukan kepada siapa saya harus menuju. Lalu saya disuruh jalan luruuus, mentok belok kanan dan duduk di deretan kursi yang ada di sana, nanti kalau busnya datang bisa keluar lewat pintu itu. Awalnya saya nurut saja, tapi ketika saya menyadari pintunya di kunci saya jadi panik, apalagi si bapak-bapak tadi tidak berada di dekat saya, saya ingin ke sana dan bertanya, namun kacaunya saya lupa wajah bapak agen Sedya Mulya tadi, duuuuhhh.

Jam keberangkatanpun tiba, tapi bus yang saya tunggu tidak kunjung muncul. Dirong-rong rasa penasaran yang mendalam saya memutuskan kembali ke pintu masuk dan mencari bapak-bapak tadi meski saya harus bertanya kesana kemari sama bapak-bapak agen bus yang bikin rikuh. Dengan usaha jalan kesana kemari bertemulah saya dengan bapak agen Sedya Mulya yang menjelaskan busnya terlambat, dan nanti kalau busnya sudah datang akan dibukakan pintunya oleh beliau.

Fiuuuhhh saya merasa bisa bernapas lega...

Jam menunjukkan pukul 16.00, akhirnya bus yang kami tunggu datang juga, TAPI... pintunya masih terkunci, dan bapaknya nggak muncul-muncul, duhh penyakit panik saya kambuh lagi, takut ditinggal busnya,saya bingung mencari jalan keluar sampai saya ketuk-ketuk pintunya yang terbuat dari kaca. Alhamdulillah beberapa menit kemudian bapak agen datang dan membukakan pintu serta mengantar kami ke bus. Oleh kondektur bus barulah kami diberi tiket resmi. Dan di luar dugaan, busnya sesuai dengan keterangan foto di traveloka, padahal sebelumnya saya sempat mengira foto-foto itu hanya formalitas.

Kami sampai di Bali keesokan harinya, yaitu tanggal 10 Juni 2018 dengan selamat sentosa hingga bertemu dengan ayah, ibu, dan adik bungsu saya, hehehe.

Terima kasih bagi yang sudah membaca, semoga bermanfaat.
Khoirunnas anfauhum linnas ( Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain).

~Solo, 7 Juli 2018~

Komentar

  1. Terima kasih. Sangat bermanfaat bagi saya yang ingin mencoba aplikasi tersebut untuk pesan bus

    BalasHapus
  2. Makasih infonya mbaa.. jadi ada referensii ♡

    BalasHapus
  3. Terimakasih infonya, sangattt bermanfaat, saya juga baru pertama pesan tiket bisa lewat traveloka san semoga berjalan lancar saat keterminal

    BalasHapus
  4. Prediksi Togel Mekong 6 Juni 2020 <a href="https://indextogel.org/prediksi-togel/prediksi-togel-mekong-6-juni-2020/ </a> Gabung sekarang dan Menangkan Hingga Ratusan Juta Rupiah !!!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Wisuda Universitas Terbuka di Kampus Pusat Tangerang Selatan

Tanggal 6 November menjadi salah satu hari paling bersejarah bagi saya. Saya yang tahun 2014 lalu mendapatkan beasiswa Bidikmisi akhirnya lulus juga dan mendapat undangan untuk wisuda di kampus pusat UT di Tangeran Selatan, tepatnya di Pondok Cabe, Pamulang. Saya kurang tahu dengan UT UPBJJ lain, tapi di UPBJJ Surakarta khususnya jurusan saya, yaitu Ilmu Komunikasi, yang mendapat undangan adalah mahasiswa yang lulus dengan IPK minimal 3,50. Saat itu saya sedikit bingung bagaimana cara datang ke Tangerang Selatan. Sebenarnya, bisa saja saya ikut dengan rombongan UT Solo, tapi biaya yang cukup tinggi (1.350.000 rupiah/orang) membuat saya mengurungkan niat tersebut dan memilih berangkat sendiri. Syukurlah, saya memiliki teman baik yang bekerja di Jakarta Timur. Jadi, saya bisa menginap ditempatnya barang sehari atau dua hari sebelum wisuda. Singkat cerita, saya berhasil mendapatkan tiket kereta Matarmaja jurusan Solo-Jatinegara dengan tarif 100ribu rupiah saja. Kereta saya dijadwalka

Curahan Hati Seorang Guru Les Privat ( Another Side Being A Private Teacher)

Apa yang kalian pikirkan tentang guru les privat? Pekerjaan yang fleksibel, nyaman, tidak terikat jam kerja ataupun peraturan perusahaan? Tidak ada yang salah, semua itu benar. Tapi bukankan semua pekerjaan memiliki sisi baik dan buruk, sisi positif dan negatif, kekurangan dan kelebihan? Let's go to the main story.... Saya seorang guru les privat yang telah berkecimpung dalam profesi ini selama 5 tahun. Siswa saya beragam mulai dari jenjang TK, SD, hingga SMP. Bagi saya ini adalah pekerjaan ternyaman, bukan karena tidak ingin terikat aturan kerja, namun status saya sebagai seorang mahasiswa dan juga seorang karyawan biasa (dulu, soalnya sekarang cuma ngajar les hoho) menjadikan profesi sebagai guru les sukses menambah tebal kantong saya, ya meskipun cuma mampir karena saya harus membayar cicilan motor tiap awal bulan.(Alhamdulillah sekarang sudah kelar, mwehehe) Coba perhatikan kata "menambah" yang saya tebalkan. Ya, saya ingin menekankan, bagaimanapun saya ras